Legenda Curug Gending Asmoro di Kabupaten Semarang

Morning Sedulur, Pada zaman dahulu kala, tiga orang warga desa sedang beristirahat di tepi curug setelah lelah bekerja membajak sawah.

Legenda Curug Gending Asmoro di Kabupaten Semarang
Legenda Curug Gending Asmoro di
Kabupaten Semarang

Ada yang membasuh muka dengan air yang segar di tepi curug. Seorang lagi, sedang lahap menyantap bekal nasi dan lauk-pauk yang diracik istrinya dengan penuh kasih sayang.
Seorang pemuda berbadan tegap, berbaring mengipasi badannya di atas batuan besar. Suasananya begitu syahdu. Hanya desau angin mencumbui pepohonan bambu serta kicauan burun Deeg yang riang. Menghasilkan harmoni yang khas membuat yang mendengarnya merasakan kedamaian.
Lamat-lamat, terdengar alunan gending yang indah.
Ketiganya terhenyak. Yang tiduran, langsung bangun dari posisinya berbaring. Gerakan mereka mendadak terhenti. Benarkah apa yang mereka dengar itu?
Ya, benar! Gending yang berasal dari gamelan Jawa membawakan tembang-tembang asmara yang menyayat sanubari. Ketiganya mencoba mencari sumber suara indah itu. Rasanya, tak berasal dari satu arah tapi
“Kalian dengar itu?” tanya sang pemuda tegap.
Teman-temannya saling melempar pandang. Wajah mereka tak bisa diterjemahkan maknanya. Ada rasa takut, sedih bercampur kekaguman atas keindahan tembang itu.
“Iya, aku mendengarnya. Sepertinya bukan berasal dari desa kita ya. Tak ada warga desa yang mengadakan hajatan hari ini.”
Ketiganya lalu mahfum. Mereka telah mengalami sendiri kisah yang diceritakan para orangtua tentang legenda Gending Asmoro yang mengiris hati. Mengapa gending itu begitu menyayat? Apakah yang sedang terjadi?
Legenda Curug Gending Asmoro di Kabupaten Semarang

Sedulur tercinta, Sudah pernah berkunjung ke Curug Gending Asmoro di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur di Kabupaten Semarang?
Jika ingin mencari ketenangan dan inspirasi, berkunjunglah ke curug Gending Asmoro yang indah ini. Lokasinya tak terlalu jauh dari pusat kota Ungaran namun menjanjikan kedamaian hati.
Dikellingi hutan bambu yang rimbun, lokasinya memang tersembunyi. Tapi, tak dapat dimungkiri, pemandangan di lokasi air terjun ini memang elok. Untuk memudahkan pengunjung menjelajah kawasan ini, pengelola membuat jembatan bambu nan apik.
Dibalik kecantikan air terjun yang menawan hati ini ada cerita legenda menggetarkan hati yang sudah lama menjadi kisah turun-temurun penduduk sekitar daerah itu.
Ya, nama air terjun Curug Gending Asmoro ini bukan tanpa alasan. Ada alasan kuat mengapa curug ini dinamakan Gending Asmoro.
Tahukah Sedulur, apa yang dimaksud dengan gending? Ya, gending adalah lagu yang berasal dari bunyi gamelan.  Biasanya kita mendengar alunan gending pada saat pementasan wayang kulit, pengiring ritual adat Jawa serta hiburan rakyat.
Seni gamelan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa sehingga beragam gending yang termasuk klasik seperti dandang gula sinom dan palaran kinanthi menjadi kesukaan masyarakat.
Konon, setiap beberapa waktu, lamat-lamat terdengar alunan gending yang memukau dari kawasan curug ini.
Apa yang Sedulur rasakan jika tiba-tiba mendengar alunan gending Jawa pada malam hari di tempat yang tidak biasa? Ya, ditengah-tengah curug yang cantik. Diantara deburan air terjun, lamat-lamat terdengar alunan gending Jawa yang sendu dan menyayat hati. Membuatmu berdebar ya?
Konon, penduduk sekitar Curug Gending Asmoro dahulu kala kerap mendengar gending Jawa dimainkan dari arah hutan bambu. Gamelan ini ditabuh sewaktu-waktu dan terdengar hingga pelosok desa.
Para penduduk desa bisa mendengarnya hingga ke pelosok. Jika awalnya mereka ketakutan, lama-lama menjadi terbiasa. Tak ada yang penasaran untuk mengunjungi curug dan mencoba mencari tahu kemeriahan apa gerangan yang menghadirkan gamelan di tengah kerimbunan hutan bambu.


Legenda Curug Gending Asmoro di Kabupaten Semarang
Apalagi, alunan gending ini terdengar indah dan tidak mengganggu kegiatan penduduk desa. Kejadian terdengarnya alunan gending ini menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari penduduk. Menjadi hal yang lumrah. Ya, alam semesta tempat di mana kita tinggali ini memang menyimpan sejuta misteri yang tak kita ketahui bukan, Sedulur?
Juga menjadi suatu kebiasaan di daerah itu, jika ada warga desa yang punya hajat dan akan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit atau kuda lumping, mereka harus mengunjungi curug ini.
Bukan, warga desa desa datang bukan untuk berlatih gamelan di daerah sekitar curug. Mereka beramai-ramai mengunjungi curug indah ini untuk menjalani ritual khusus dengan adat Jawa.
Untuk apa ritual khusus ini? Ritual ini diadakan agar mereka dapat dipinjami gamelan ajaib yang dijamin akan menyukseskan hajatan tuan rumah. Gamelan ajaib ini konon akan mengiringi pementasan wayang kulit dengan indah, megah dan memukau penonton.
Selain itu, ritual ini juga bertujuan agar hajatan yang diadakan oleh warga desa berlangsung dengan lancar dan aman, tidak ada gangguan apapun. Ketika berbagai upacara ritual selesai, konon keesokan harinya di sekitar curug akan tersedia seperangkat gamelan yang akan dibawa oleh tuan rumah atau yang punya hajat.
Tak ada yang tahu pasti, di daerah curug sebelah manakah gamelan ajaib itu berada, tidak sembarang orang bisa meminjam dan menyaksikan kehebatan gamelan ajaib ini. Tak sembarang orang pula mengetahui letaknya.
Karena menyisakan beragam misteri inilah, kisah ini menjadi legenda yang diceritakan dan dipercayai turun-temurun oleh warga desa sekitar.
Menurut legenda, sejak lama waktu berlalu, gending ini tak terdengar lagi dimainkan di tengah kerimbunan pepohonan bambu. Juga upacara ritual untuk meminjam gamelan ajaib pun tak terdengar lagi ceritanya.
Kisah ini menjadi dongeng pengantar tidur yang diceritakan Mbah Putri pada cucu-cucunya sebelum tidur. Berdasarkan kisah gamelan ajaib ini pula kemudian curug indah di tengah lebatnya hutan bambu ini dinamakan Curug Gending Asmoro hingga saat ini.
Apakah bulu kuduk Sedulur merinding? Tenang, Tak usah ragu dan takut untuk berkunjung ke curug ini ya, Sedulur. Kisah ini hanyalah legenda, cerita dari mulut ke mulut para penduduk. Curug Gending Asmoro kini menjadi tempat tujuan wisata yang disukai.
Jika ingin mencari kedamaian, Curug Gending Asmoro di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang adalah tempat yang tepat.

Curug Gending Asmara

Tompo Gunung., Kalongan, 
Ungaran Timur, Semarang, Jawa Tengah 

Posting Komentar

6 Komentar

  1. orang yg berakal dan ber islam tidak akan mudah percaya dg hal-hal klenik.

    wahai teman, tetaplah berpikir logis. Wallahu alam.

    BalasHapus
  2. Pakailah akal sehat, anda tidak akan percaya hal-hal klenik.

    Berpikirlah Kritis, anda tidak mudah tertipu Hal-hal mistis.

    BalasHapus
  3. maaf, mbak Dewi Rieka saya sangat mengapresiasi tulisan fiksi anda ini, tapi sy khawatir jika dibaca mereka yg awam dg karya tulis, nanti mereka bisa menyangka tulisan anda ini fakta. bisa melencengkan akidah ummat yg masih awam. bisakah anda koreksi dg menambahi keterangan tulisan anda ini fiksi. makasih atas koreksinya sy mohon maaf. wsslkm.. to_my

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih masukannya,sudah saya terangkan di judul dan di dalam cerita bahwa ini cerita legenda atau cerita rakyat mas..

      Hapus
  4. Cerita legenda ini sama dengan kisah rawa pening, legenda Sangkuriang dan lainnya..

    BalasHapus
  5. iya mbak dewi rieka kakakku, aku mengagumi tulisan mbak, andai ada jodoh pun aku ingin berjodoh sebagai sahabat mbak dewi, kendati hanya di dunia maya.

    tapi sebagai adik, tentu aku belum banyak tahu, jadi izinkan adikmu ini bertanya : apakah cerita legenda tersebut bersumber dari A1 ??
    aku takut akidah org jadi keliru. percaya hal yg yg terlalu klenik.

    mbak dewi kakakku, aku mohon maaf klo ada salah.

    sebenarnya dari kemarin aku sudh mencari tahu ttg mbak, bahkan sempat berkunjung ke Twitter @dewirieka .

    terimakasih atas tulisannya, ttg legenda curug gending asmoro, sangat indah. hingga aku ikut komentar.

    semoga mbak dewi sukses selalu.🙏.

    selamat hari blogger mbak. Wsslmkm.

    BalasHapus