Jalan-jalan ke Pereng Kuning Banyubiru Ambarawa. Morning Sedulur, yuk jalan-jalan ke Pereng Kuning, Banyubiru.
Cuaca hari Senin pagi tanggal 13 Maret 2017 sangat cerah.
Objek wisata yang baru dua minggu lalu secara resmi dibuka ini sebenarnya sudah lama kami dengar. Namun baru muncul keinginan ke objek tersebut beberapa hari lalu. Penasaran sih.
Masak objek yang berada satu wilayah dengan sekolah kami kok belum tahu.
Awalnya ragu. Mampu gak ya saya naik gunung. Tetapi dengan melihat semangat para siswa akhirnya saya ikut juga.
Tepat pukul 08.00 WIB kami yang terdiri beberapa guru dan 6 kelas mulai melakukan perjalanan. Dengan beriringanan kami susuri kampung demi kampung untuk akhirnya sampai ujung desa namanya Dusun Ngepil, Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru. Dusun inilah objek wisata Pereng Kuning berada.
Mulailah petualangan ini kami mulai. Duh… agak memeras keringat sobat. Jalannya menanjak, sempit dan licin, mungkin habis hujan. Jalan juga tampak baru, terlihat undakan-undakan bekas dicangkul dan masih lengket tanahnya.
Ya, maklum objek baru sih. Juga ada beberapa bambu yang dipasang memanjang di sisi kanan kiri untuk pegangan. Namun demikian, kami pun tetap harus pelan-pelan dan hati-hati. Untung saya pakai sepatu kets sehingga mudah untuk berjalan.
Jalan terus menanjak harus kami lalui. Sesekali berhenti. Selain istirahat juga melihat pemandangan kanan kiri yang indah. persawahan, gunung, dan juga pepohonan yang rimbun.
Semilir angin dan gemericik air jernih sedikit mengobati lelah. Keringat pun mulai merambas di tubuh.
Tepat pukul 09.00 WIB sampailah kami di tempat tujuan. Diperkirakan ada 5 Km telah kami lalui.
Lelah pun sedikit berkurang setelah sebuah pereng bebatuan berwarna kuning kecoklat-coklatan sudah di depan mata. Sambil duduk saya pandangi indahnya alam yang masih asli. Pereng tersebut lumayan tinggi setinggi pohon kelapa kali.
Sayang di depan pereng kurang luas sehingga anak-anak yang jumlahnya 180- an pun memenuhi sebagian besar pelataran yang masih alami. Di sebelah kiri pereng ada aliran sungai kecil yang ada pancuran. Kita bisa membasuh muka, kaki atau tangan untuk mengurangi lelah.
Dan sebelah kiri pereng masih ada tanjakan dengan akar-akar bergelantungan. Wah asyik sekali lho sobat semua.
Pemandangan yang indah ini menjadikan para siswa lupa akan lelah. Jalan-jalan ke Pereng Kuning Banyubiru Ambarawa ternyata seru apalagi rame-rame, Lur.
Foto selfi-selfi para siswa pun tak henti-henti. Dengan berbagai pose anak-anak menggunakan kesempatan untuk mengabadikan momen yang jarang mereka lakukan. Maklum sehari-hari mereka dilarang bawa HP.
Oh ya Sedulur, pendakian kami ini selain sebagai rekerasi tapi ada misi lain loh, Yaitu menulis. Jadi, semua siswa diwajibkan membuat puisi, atau cerita. Seru kan!
Ya ini wujud dukungan Gerakan Literasi di Kabupaten Semarang.
Konon objek wisata Pereng Kuning merupakan sebuah tempat pertapaan yang dulu disebut pertapaan Selo Kantoro.
Tempat tersebut digunakan oleh Raden Sunarno (Kanjeng Sunan Kuning) dari Demak Bintoro yang lari setelah kalah berperang dengan Kerajaan Majapahit.
Raden Sunarno disuruh oleh eyangnya dari Banyubiru yang bernama Kebo Ijo untuk bertapa / meditasi di hutan Alas Wono Tirto. Di depan tempat pertapaan tersebut, terdapat sebuah sumber mata air yang disebut Telogo Tirto.
Pada zaman dahulu sumber mata air tesebut dinamakan Tu’ Besar atau Banyu Mbes-besan Minongko Sarono artinya air yang besar yang menjadi sarana penghidupan yaitu sebgai pengobatan/kecantikan maupun kebutuhan hidup desa dan sekitanya.
Di sebelah utara terdapat tempat peristirahatan yang disebut Maling Kopo. Pada kanan kiri pertapaan terdapat goa dinamakan Pertapaan Selo Kentoro karena pertapaan tersebut terletak di antara batux(selo) Itulah sejarah pereng kuning bersumber dari sesepuh Dusun Ngepil Bapak Massuhadi.
Oh ya, jika teman-teman ingin ke sana. Sangat gampang kok arahnya. Kalau dari Ambarawa. Teman-teman menuju arah Salatiga. Nanti berhenti pertigaan Pangkalan ojek Desa Kebumen(500 M sebelum Pemandian Muncul Banyubiru).
Dari sini teman-teman bisa naik ojek atau motor sendiri tapi gak bisa sampai objek. Nanti sepeda motor dititipkan pada Pos/ tempat mangkal para petugas dari karang taruna.
Dan jangan takut kesasar karena setiap tikungan ada tulisan petunjuk arah objek. Kalau mobil sih belum begitu jelas parkirnya. Kata penduduk setempat baru menjadi konsep selanjutnya. Okey, Yuk jalan- jalan ke Pereng Kuning! (Kontributor: Ibu Budiyanti Anggit, Ambarawa)
2 Komentar
menarik ya...jadi penamaan pereng kuning ada sejarahnya juga :D. pengetahuan baru
BalasHapusBnyubiru, tempat bapak saya dilahirkan, kangen ih belum pulkam ke sana lagi
BalasHapus