Murid Sekolah Kucica Belajar Keberagaman Saat Imlek

Murid Sekolah Kucica Belajar Keberagaman Saat Imlek.

Morning Lur,  Hari Jumat (24/01), Mimin Semarang Coret mengikuti outing dan field trip Sekolah Kucica Ungaran ke Pecinan, Semarang. Hari ini, anak-anak Sekolah Kucica dan Momico akan berkunjung ke beberapa tempat yang mengasyikkan di Pecinan.

Pecinan Semarang
Siswa Sekolah Kucica di Kelenteng Tay Kak Sie Semarang (Foto: Suara Merdeka)

Dengan kostum merah dan putih, anak-anak nampak bersemangat naik ke mobil yang membawa mereka turun gunung. Ada dua anak yang berpakaian cheongsam untuk memeriahkan Imlek atau tahun baru Cina yang jatuh hari Sabtu 28 Januari 2017.

Setelah perjalanan selama satu setengah jam, akhirnya anak-anak tiba di Gedung Rasa Dharma yang beralamat di Jalan Gang Pinggir No 30-31, Semarang. Disambut oleh Ibu Asrida Ulinnuha yang menjadi pengurus gedung Rasa Dharma.


Gedung yang diapit bangunan ruko lainnya di kawasan padat Gang Pinggir ini adalah tempat komunitas atau perkumpulan orang keturunan Tionghoa tertua di Semarang. Nama perkumpulannya adalah Boen Hian Tong yang berdiri sejak tahun 1876. Di gedung ini sering diadakan kumpul-kumpul dan kegiatan kesenian seperti berlatih gamelan dan lainnya. 

Anak-anak Sekolah Kucica diajak berkumpul dan duduk di selembar tikar besar. Di pojok ruangan, masih tersisa sketsa-sketsa bertema Pecinan Semarang dari pameran sketsa dari komunitas Semarang Sketcher kemarin.


Murid Sekolah Kucica Belajar Keberagaman Saat Imlek. Anak-anak pun diceritakan tentang Imlek dan perayaannya yang meriah oleh warga keturunan Tionghoa di Semarang. Lewat cerita, anak-anak diajak mengenal keberagaman Indonesia. Bahwa Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, dan ras dan kita hidup bersama-sama di Indonesia. Harus rukun dan saling menghargai.

Siapa mau kungfu?  (Foto: Aik Manuhoro) 

Setelah itu,  Bu Asrida mengajak anak-anak bergaya ala pendekar kungfu di film-film laga, hehe.  Anak-anak langsung memamerkan jurus andalan masing-masing, hehe. 

Anak-anak kemudian diajak berbaris rapi untuk menerima angpao dari Opa Tan Ek Joen. Wajah mereka sumringah, hehe.  Pak Harjanto Halim dan Bu Asrida mengajarkan anak-anak memberi salam.

Caranya, sambil mengucapkan Selamat Imlek, kita harus menangkupkan kedua tangan sejajar dengan kedua mata, itulah cara memberi salam untuk menghormati orang yang lebih tua. Gong xi fat choi, Opa! Bukan berapa jumlah uang di dalam amplop yang kita dapatkan, tapi rasa kasih sayang dan menghormati sesama yang diajarkan pada hari itu.

Keseruan acara makin terasa dengan kehadiran Pak Harjanto Halim, pengusaha dan Ketua Perkumpulan Rasa Dharma yang kocak dan ramah, membuat anak-anak tertawa. Di Rasa Dharma, kesibukan nampak karena orang-orang sedang menyiapkan altar dan ube rampe untuk acara sembahyang keesokan harinya. Menurut cerita pengurus Rasa Dharma, Imlek di gedung ini selalu meriah layaknya lebaran umat Islam. 

Jamuan makanan Imlek di Rasa Dharma (Foto: Asrida Ulinnuha) 

Saat Imlek,  puluhan orang berkumpul di gedung Rasa Dharma ini.  Bergantian,  sembahyang dengan khusyuk di altar yang terletak di pojok dalam gedung. 

Sedangkan yang tak sembahyang, sibuk membantu persiapan acara seperti Bu Asrida yang muslimah berlatih dan berasal dari suku Jawa. Tak peduli agama dan sukunya, semua berkumpul ngobrol dengan guyub, seperti sebuah keluarga besar. Tak ada sekat yang membedakan keturunan Tionghoa atau bukan, atau apa agamanya. 

Makan bersama di Gedung Rasa Dharma Gang Pinggir Semarang 

Tahun ini, jamuannya pun tidak berbahan daging babi sehingga bisa dinikmati tamu yang muslim. Jadi semua yang hadir bisa makan bersama dengan masakan sederhana namun meriah. Tentram rasanya ya,  Lur. 

oleh-oleh untuk teman baru di TK Sinar Matahari

Setelah itu, anak-anak diajak berbaris rapi lalu menyeberangi jalan untuk berkunjung ke TK Sinar Matahari. Saat itu, hari Jumat anak-anak TK Sinar Matahari berseragam batik. Anak-anak bermata sipit dan berkulit terang itu antusias menyambut teman-teman baru mereka dari Sekolah Kucica dan Sekolah Momico dari Ungaran.


Setelah berkenalan, siswa-siswi Sekolah Kucica dan Momico menampilkan tarian ayam dan setelahnya, giliran anak TK Sinar Matahari menyanyikan mars sekolah mereka.

Setelah itu, perwakilan Sekolah Kucica menyerahkan oleh-oeh berupa jeruk untuk siswa TK Sinar Matahari. Menggemaskan, Lur! Acara anjangsana diakhiri dengan foto bersama yang meriah.

Acara terakhir, anak-anak diajak mengunjungi Kelenteng Tay Kak Sie yang terletak tak jauh dari Gang Pinggir. Dengan tertib anak-anak berbaris rapi dan berjalan kaki menuju Gang Lombok.


Akhirnya Mimin Semarang Coret bisa berkunjung ke kelenteng tertua di Semarang ini. Di depannya, ada kios lunpia gang Lombok yang tersohor itu. Iya,  Mimin Semarang Coret belum pernah piknik ke Pecinan, hiks!

Kelenteng Tay Kak Sie dibangun 1746 di Gang Lombok, semarang.  Awalnya untuk memuja Dewi Welas Asih lalu berkembang menjadi kelenteng untuk memuja Dewa Dewi Tao.


Kelenteng ini adalah yang tertua di Semarang. Kelenteng Sam Poo Kong terkenal karena kemegahannya. Sedangkan kelenteng ini dikenal karena kecantikan dan detail ukiran naganya. Bau dupa memenuhi ruangan sembahyang.

Anak-anak berbaris masuk dengan tenang. Karena sebelumnya bu guru sudah menjelaskan bahwa jika memasuki tempat ibadah, kita harus tertib dan tidak boleh berisik. Di dalam, anak-anak diperlihatkan altar untuk bersembahyang.

Ya, itulah sekelumit cerita Imlek di Pecinan Semarang bersama anggota Rasa Dharma. Yuk, kunjungi Festival Imlek yang tak kalah meriah di Palembang 11-12 Februari nanti. Intip ya websitenya di www.festivalimlekindonesia.com.

Terima kasih Ibu Guru Sekolah Kucica sudah mengenalkan keberagaman pada anak-anak. Semoga anak-anak kita tumbuh jadi anak yang berperilaku baik dan menghargai sesamanya, aamiin!  Selamat Tahun Baru Imlek 2568, Gong Xi Fat Choi!






Posting Komentar

8 Komentar

  1. Suami kakaknya maseku orang cina mbak dew, dan sekarang rumahnya penuh warna merah, lampion dan simbol naga diatas genteng, wah sekolah kucica ini seneng jalan dan kreatifitasnya bagus mengasah sosialisasi anak juga 😊

    BalasHapus
  2. Trimakasih Mama Dewi,selalu ada dan banyak cinta buat anak-anak Kucica&Momico😍😘😘

    BalasHapus
  3. seru banget ya, Dew..pengen banget deh bisa ke pecinan Semarang. doain dooong

    BalasHapus
  4. namanya cute banget mbk kucica dan momico...gong xi ..gong xi

    BalasHapus
  5. wah sangat bermanfaat mengajarkan keberagaman

    BalasHapus
  6. Jadi semacam study tour buat dedek ini. nanti mereka pada minta angpao :p


    deddyhuang.com

    BalasHapus
  7. Sekolah Kucica ini banyak juga kegiatan outdoor nya ya mbak, bikin anak belajar langsung di lokasi

    BalasHapus
  8. Dewi Nielsen30 Januari 2017 04.19
    Kangen suasana Imlek di kampung...:) disini nggak ada :D

    BalasHapus