Brown Canyon Semarang, Bukan Tempat Wisata

Morning Lur,

Baru-baru ini Mimin Semarang Coret berkunjung ke Brown Canyon yang termashyur di kalangan anak muda Semarang. Konon, lokasi Brown Canyon ini IG-able dan kekinian, gosipnya sih mirip dengan Grand Canyon di Colorado Amerika Serikat disana. Nanti yaa, kalau Mimin halan-halan ke Amrik sono baru Mimin bandingkan hihihihi.

Brown Canyon Semarang
Keindahan ukiran bebatuan Brown Canyon Semarang

Mimin pun tak sengaja berkunjung kesana.
Saat mengikuti Kelas Inspirasi Semarang 3 di MI Khusnul Khotimah Rowosari Semarang, ternyata letak Brown Canyon yang dihebohkan itu tak jauh dari sekolah tempat Mimin berbagi. Jadilah, setelah acara usai, kami satu kelompok piknik kesana, Lur. Hihi jangan diledekin kurang kerjaan ya! Penasaran ey!

Berfoto ala anak band (Foto: Nurdin)

Olala, dari sekolah tempat Mimin mengajar ternyata jarak kesana masih cukup jauh.
Dan medannya pun tidak bisa dibilang mudah. Apalagi, semalam, hujan deras, tanah berbatu berubah menjadi kubangan lumpur yang mengasyikkan untuk road race hihihi.

Tak terhitung berapa kali Mimin dan teman-teman menahan napas ketika harus melewati jalanan yang penuh kubangan ini. Hellow, benarkah ini masih di Kota Semarang, ibukota Jawa Tengah? Maklum pula, karena bukan kawasan wisata ya jangan mengharapkan ada papan petunjuk menuju TKP. Hehe.

Brown Canyon Semarang

Tapi, Sedulur bisa mengandalkan GPS alias Gunakan Penduduk Sekitar, ayo jangan malas tanya, sebelum kalian tersasar masuk ke kubangan hehe. Rusak nanti kendaraanmu, Lur! Alhamdulillah, setelah perjalanan yang berkelok dan penuh bebatuan dan rintangan, uhuk, akhirnya Mimin sampai ke hatimu, Lur. Eaaa!

Akhirnya Mimin sampai ke lokasi Instagram paling hits di Semarang.
Ulala, Brown Canyon memang bukan tempat wisata. Sejatinya, tempat ini adalah tambang penggalian yang sedang berlangsung. Pengerukan besar-besaran ini membuat bukit yang ada, terkikis nyaris habis dan berlubang-lubang. Bukit yang dikeruk dan terkikis ini membuat bentuk yang indah dipandang mata. Juga kamera. Jadi, ada keindahan di balik luka. 

Brown Canyon Semarang
Brown Canyon Semarang diporet sore hari oleh www.seputarsemarang.com

Jika Grand Canyon, terbentuk karena pengaruh kikisan air secara alami selama bertahun-tahun, maka Brown Canyon rusaknya bukit karena perbuatan manusia. Begitu masuk ke kawasan ini, kita langsung didatangi oleh seorang bapak yang meminta uang parkir dan tiket masuk. Tiap orang ditarik Rp5000 dan parkir mobil Rp10.000. Prihatin sebenarnya, karena bertahun-tahun dikeruk, bukitnya nyaris habis dan tanahnya berkolam-kolam berlubang, ibarat wajah manusia, Brown Canyon ini penuh jerawat dan bopeng, hiks.

Ada tulisan di spanduk penambangan ini berijin dan juga spanduk bertuliskan akan dibangun Semarang Botanical Garden. Entah seperti apa nantinya. Tidak aman untuk datang mengunjungi Brown Canyon karena ini memang bukan tempat wisata. Seperti kata seorang teman, Semarang iki kekurangan tempat piknik, kayak gini aja jadi rame! Hehe.

Brown Canyon Semarang

Ya, Brown Canyon bukan tempat wisata.
Tapi sebuah pertambangan bahan galian C. Dimana debu dari pekerjaan pertambangan mengepul dan membuat napasmu sesak, Lur. Belum lagi truk-truk bermuatan tanah dan batuan hilir-mudik membahayakan nyawa kalian. Bisingnya suasana karena berbagai alat berat sedang bekerja. Bahkan kolam-kolam berisi air di sekeliling bukit pun menyimpan bahaya jika sampai tercebur karena keasyikan berfoto disana. Mimin Semarang Coret juga khawatir kalau sisa-sisa tanah di atas bukit itu longsor dan menimpa pengunjung. Seram! 

Iyaa, Pemandangannya memang indah karena lekuk-liku bukit yang tersisa, membentuk menara baru yang berukiran indah. Cantik untuk diabadikan dalam sebuah foto. Nyeni. Anginnya pun sejuk, sepoi-sepoi jika sedulur bisa menghindari debu dari truk-truk tanah yang berseliweran.  Tapi, sedulur dilarang lengah karena akibatnya bisa fatal. Nggak lucu kan, masuk rumah sakit hanya karena tertabrak truk saat selfie di Brown Canyon? Hiks!

Jadi, jika tetap ingin main kesana, jangan pada waktu pagi dan siang hari karena kegiatan penambangan pasir, tanah dan batu sedang berlangsung. Dijamin asma kumat jika sedulur mengidap penyakit itu. Debunya bikin sesak napas, Lur! Datanglah pada sore hari ketika suasana Brown Canyon sudah sepi dan lengang. Keindahannya baru terasa.

Brown Canyon Semarang
Bebatuannya dilukis agar nampak artistik

Untuk sampai di area ini, bisa melalui daerah Tembalang, Patung Kuda Ngesrep, melewati Sigar Bencah Meteseh. Dari terminal Banyumanik menempuh perjalanan sekitar 13 km, Lur. Naik gojek sekitar Rp25.000 hihi. Bisa juga melalui daerah Klipang atau Pasar Kambing. Dari Stasiun TVRI Jawa Tengah Pucang Gading Mranggen, jaraknya sekitar 2 km. Nah, banyak piihan lewat mana. Tergantung Sedulur dari arah mana. Lumayan jauh, kan? So, monggo berpikir lagi, apakah worth it untuk jalan-jalan ke Brown Canyon sedangkan masih banyak tempat wisata yang ngehits di Kabupaten Semarang. B

Tapi lebih baik tunggu saja ya, siapa tahu kelak Brown Canyon Botanical Garden benar-benar terwujud dan Semarang punya kawasan wisata yang ciamik di Rowosari, baru deh Sedulur main kesana. Met sore Lur, jangan lupa untuk tersenyum dan bahagia!

Posting Komentar

6 Komentar

  1. tapi terkadang yang bukan tempat wisata itu yang pemandangannya bagus, kayak ditempat tinggal saya pertambangan Timah terbesar di Belitung, entah kenapa bekas hasil tambangnya itu jadi tmpat yang begitu menarik untuk dikunjungi..

    BalasHapus
  2. Ahh, aku belum pernah mendekati Brown Canyon, mbak. Kalo lihat dari jauh sih udah, dari sendang mulyo. Lumayan lah, dan lagi gak menghirup debu ^^

    BalasHapus
  3. Bagus kan mbak dew.. Bagusnya lagi pagi si trucknya belum berlalu lalang.. Jadi tidak begitu berdebu.. Iya penasaran jadi semarang botanical gardennya gimana ntar ya 😊

    BalasHapus
  4. udah bikin draft tentang brown canyon ehh mbak dedew malah udah posting....hehehe

    BalasHapus
  5. Temen dari luar kota pernah mau ke situ. Waktu kucarikan info dari bloger yg pernah ke sana, temen itu langsung mundur. Sayang kendaraannya, gitu katanya.
    Setuju ama mba Dew, tunggu dibikin genah dulu, baru ke sana.

    BalasHapus