Morning Lur,
Sabtu itu Eling Bening di Ambarawa, Kabupaten Semarang panas menyengat, namun tak membuat panorama di sekitarnya pudar. Tetap indah, Lur, sangat menakjubkan. Para anggota Penulis Ambarawa jadi makin semangat menyiapkan acara. Beberapa tamu undangan dari berbagai komunitas dan daerah sekitar mulai berdatangan.
Ya, hari Sabtu tanggal 04 Juni 2016 Komunitas Penulis Ambarawa punya gawe di Elben (begitu kita biasa menyebut obyek wisata Eling Bening). Acara utamanya adalah bedah buku Ambarawa Seribu Wajah, yang dimeriahkan juga dengan pentas baca puisi, monolog, pantomim dan perkusi dari siswa-siswi SMP Mater Alma, Ambarawa.
Pukul 15.15 WIB, klonengan dan gong perkusi menjadi pembuka acara dilantunkan oleh grup perkusi SMP Mater Alma Ambarawa yang dimotori oleh Pak Renggo Dumadi. Semua terpana. Salut pada siswa-siswi SMP yang beberapa kali mengantongi beberapa gelar juara kesenian dan yang jelas ikut nguri-uri budaya Indonesia. Kita patut acungkan jempol buat mereka.
Suara menggelegar Gurit Dhandhanggula: Ambarawa Kuthaku oleh Bu Umi Basiroh dan Amie Williams diiringi perkusi makin menggetarkan acara siang itu. Para pengunjung dan tamu undangan terkesima. Panas mereda, sesaat setelah Ketua Suku Penarawa (Komunitas Penulis Ambarawa) Agus Surawan, memberi sambutan.
Dini Rahmawati membawakan puisi Ambarawa dalam Lipatan |
Pak Tung Hermanto bercerita tentang Eling dalam bahasa Jawa yang artinya ingat.
Dulu Eling Bening merupakan tempat yang kata orang banyak dedemit. Biar tidak menakutkan, pikiran kita harus jernih, bening.
Alhasil tempatnya disulap menjadi Eling Bening yang sekarang ini, bernuansa klasik dan pemandangannya pun indah. Dari Eling Bening, kita bisa melihat Rawa Pening, jalan lingkar, wow, spektakuler, Lur. Rugi kalau berkunjung ke Ambarawa tapi tidak mampir ke Eling Bening.
Alhasil tempatnya disulap menjadi Eling Bening yang sekarang ini, bernuansa klasik dan pemandangannya pun indah. Dari Eling Bening, kita bisa melihat Rawa Pening, jalan lingkar, wow, spektakuler, Lur. Rugi kalau berkunjung ke Ambarawa tapi tidak mampir ke Eling Bening.
Pengunjung kemudian dimanjakan oleh merdunya suara Mbak Dini Rahmawati diiringi perkusi membacakan puisi karya Pak Roso (Temanggung), Ambarawa dalam Lipatan. Melesat, tentu saja yang hadir terkesima, indah sekali! Lirik puisinya begitu dalam.
Ambarawa masih itu-itu juga, jalanan mengeras detak malam terjerembab kelam…
Bedah bukupun dimulai oleh Prof. Yasuardi (akademisi) dan T. Hok Hiong.
Meskipun dipersiapkan dalam waktu sempit, tapi keduanya sangat mengapresiasi acara dan buku Ambarawa Seribu Wajah ini.
Buku terbaru Penulis Ambarawa berisi 188 puisi tentang Ambarawa |
Setelah itu acara dilanjutkan dengan monolog oleh Soekiran, dari Saung Swara Salatiga yang memukau, pantomim yang bikin peserta tertawa habis-habisan. Hadir pula Mas Daniel Godan Exaudi, pecinta teater yang membacakan puisi karya wong Sumowono, Aku Hanyalah Enceng Gondok dan Kalian Yang Menjadikanku Raja buah pena Muhammad Fawzi.
Sebelum kelak, rawa ini tinggal menjadi kenangan.
Sebelum bumi tak mampu menyangga keserakahan kalian..
Wow, para peserta makin segan beranjak dari tempat duduk, Suasana sore itu makin ramai.
Apalagi dimanjakan camilan dari Eling Bening, wedang jahe dan teh hangat yang membuat kita makin menikmati acaranya. Suasana semakin gayeng saat disuguhi makanan berat dari Elben. Para peserta dan pengisi acara makan sambil mengobrol, merekatkan tali silaturahmi, menyatukan hati, dan semoga makin melesatkan karya.
Kemeriahan acara Sastra Bening di Eling Bening Ambarawa |
Bu Maria Utami sang pembawa acara makin heboh dengan kemunculan pelangi ini.
Yang hadir terpana. Bersama mejikuhibiniu inilah Mbak Arinda Shafa, penuls berbakat, membaca puisi diiringi petikan gitar Mas Agus Surawan dan seorang pemusik. Judul puisinya adalah Aku, Awan dan Eling Bening, yang terpilih menjadi puisi prasasti Eling Bening. Mawar putih di ujung gitar Mas Agus Surawan menjadi ikatan bait per baik puisi indah ini.
Acara berlanjut dengan acara penulis membubuhkan tanda tangan di bawah puisi. Mengharu-biru.
Senja menjadi saksi, pertunjukan pembacaan puisi terus berlangsung. Sastra menggema di seantero Ambarawa.
Alhamdulillah, semua mengapresiasi dengan baik acara ini.
Kegembiraan Eling Bening dan Penulis Ambarawa, juga rekan-rekan lain yang ikut menyukseskan acara ini. Bersastra kita bahagia, Sastra Bening di Eling Bening. (Kontributor: Wahyu Widyaningrum, Sumowono)
9 Komentar
Seruu... unforgettable...
BalasHapusSegala hal yang membelit akhirnya pudar, membuat semakin mesrah :)
BalasHapusIsh asik bener kopdar ditempat begituuuu
BalasHapuswow, selamat ya mbak, pantesan mbak ini menghilang hehehe
BalasHapusAku los fokus dg lokasinya hahahaaa indah banget :))
BalasHapusAhhh seru banget mba acaranya, selamat ya. Aku suka sekali puisi. Apalagi kalau baca puisi dengan pemandangan yang indah seperti itu.
BalasHapusakuu gagal pokuus, liat pemandangannya..
BalasHapusdialam terbuka gituh acaranya, ahh menyegarkaaan .
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSemoga harapan penulis Ambarawa (seperti yang sering disampaikan Kang Agus Surawan) kelak terwujud, cepat atau lambat!
BalasHapus