10 Etika Bersosial Media Ala Semarang Coret
Morning Lur,
Di era perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat ini, kita sudah terbiasa menggunakan internet untuk berhubungan dengan orang lain.
Morning Lur,
Di era perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat ini, kita sudah terbiasa menggunakan internet untuk berhubungan dengan orang lain.
Saat ini, akun sosial media seperti Facebook, Path, Twitter, Instagram juga aplikasi chat dan grup seperti Whatsapp dan Line dan lainnya menjadi alat komunikasi kita dengan orang lain. Orang-orang menyebutnya dengan dunia maya. Namun apakah benar ini sekedar dunia maya?
bersosial media pun ada etikanya lho lur |
Seperti tindakan iseng memposting foto porno di sebuah grup atau yang terjadi baru-baru ini di sebuah grup Facebook sebuah kota yang beranggotakan puluhan ribu member. Mendadak, ada seorang member yang memposting status menghina di grup. Gegerlah dunia persilatan.
Si penulis status pun dikejar-kejar hingga ke rumahnya oleh admin dan para anggota grup, akhirnya melakukan pertemuan dengan si pelaku didampingi ketua RT, serta orangtua si pelaku untuk dimintakan pertanggungjawabannya menulis status. Nah, apakah kita masih bisa menganggap ini sekedar dunia maya?
Ya, dunia maya atau dunia nyata, dalam berhubungan dengan orang lain ada yang disebut etika dan sopan-santun. Orang sering melupakan etika ini dalam berhubungan di dunia maya.
Kerap Mimin baca di sebuah grup, seseorang memposting status dan bercerita tentang suatu hal. Tiba-tiba, langsung dengan santainya dikomentari dengan nada menghina, menyindir, dan komen negatif oleh anggota lain. Ada yang bahkan berani memaki.
Kerap Mimin baca di sebuah grup, seseorang memposting status dan bercerita tentang suatu hal. Tiba-tiba, langsung dengan santainya dikomentari dengan nada menghina, menyindir, dan komen negatif oleh anggota lain. Ada yang bahkan berani memaki.
Masya Allah, pernah sekolah nggak sih Mas? Kalau yang sedang ngomong itu tetangga sedulur di dunia nyata, apa berani langsung sedulur menjawab dengan kasar dan mendadak memakinya dengan kata-kata kebun binatang? Nggak to?
So, Kali ini Mimin ingin berbagi tentang etika bersosial media yang perlu sedulur ketahui. Jangan sampai karena iseng memposting sesuatu, atau sedulur sedang galau di dunia nyata lalu sedulur memaki-maki orang di sosmed, dan terpaksa berurusan dengan hukum.
Apa saja etika bersosial media yang perlu kita ketahui? Monggo diintip ya:
Apa saja etika bersosial media yang perlu kita ketahui? Monggo diintip ya:
1. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti
Sering kita temui, orang yang menulis postingan atau status di sosmed dengan bahasa alay, yang sulit dimengerti oleh orang lain. Penggunaaan singkatan yang tidak lazim juga menyusahkan orang untuk mengerti maksud dari status atau postingan orang itu.
2. Hargai orang lain
Ya, perlakukan orang di dunia maya sama dengan perlakuan sedulur pada orang lain di dunia nyata.
Bagaimana sedulur memperlakukan orang tua, tetangga, teman sekantor dan sahabat di dunia nyata, tentu saja sedulur menghormati dan menghargai mereka, kan? Ya, perlakukan teman di dunia maya juga seperti itu.
Bagaimana sedulur memperlakukan orang tua, tetangga, teman sekantor dan sahabat di dunia nyata, tentu saja sedulur menghormati dan menghargai mereka, kan? Ya, perlakukan teman di dunia maya juga seperti itu.
Mimin kecanduan online nih lur huhu generasi menunduk |
Memposting status kontroversial memang mengundang komentar orang-orang. Sosmed sedulur jadi ramai, tapi memposting hal seperti itu rentan mengundang keributan dan perdebatan berkepanjangan.
Begitu juga status dan komentar kasar dan jorok membuat teman sedulur di sosial media tidak nyaman.
Begitu juga status dan komentar kasar dan jorok membuat teman sedulur di sosial media tidak nyaman.
4. Hindari memposting hal yang bersifat pribadi
Banyak pengguna internet yang hobi mengumbar kisah pribadi mereka di sosmed. Ingat, sosmed bukan diary lho, Lur.
Teman-teman sedulur di Facebook, misalnya, tak hanya sahabat sedulur yang mengerti permasalahan.
Ada teman kerja, atasan, orangtua anak sedulur, mungkin pelanggan di toko online sedulur. Orang-orang yang tidak berkepentingan untuk tahu masalah sedulur. Tidak perlu seluruh dunia tahu masalah pribadi sedulur.
Teman-teman sedulur di Facebook, misalnya, tak hanya sahabat sedulur yang mengerti permasalahan.
Ada teman kerja, atasan, orangtua anak sedulur, mungkin pelanggan di toko online sedulur. Orang-orang yang tidak berkepentingan untuk tahu masalah sedulur. Tidak perlu seluruh dunia tahu masalah pribadi sedulur.
5. Jangan mudah baper
Dalam berinteraksi dengan orang lain di sosial media, jangan mudah terbawa perasaan. Jika ia belum membalas komentar atau pesan sedulur di inbox, mungkin ia masih sibuk dengan pekerjaannya.
Nikmati keberadaan sosial media untuk alat berkomunikasi dan untuk tujuan lainnya dengan perasaan happy dan lapang dada, Lur.
Nikmati keberadaan sosial media untuk alat berkomunikasi dan untuk tujuan lainnya dengan perasaan happy dan lapang dada, Lur.
6. Jangan mudah bertengkar dengan orang lain di sosmed
Ada lho pengguna yang hobi tweet war dengan orang lain di sosmed. Ya, mungkin berdebat memberikan keasyikan tersendiri. Tapi, apa kata dunia, jika sedulur hobi bertengkar di sosmed? Hari ini dengan si A, besok dengan akun B. Untuk hal-hal yang sepele pula.
Jika sedulur sedang membangun karir, pertengkaran di sosmed kebanyakan merugikan diri sendiri lho, Lur. Banyak perusahaan menstalking sosmed calon karyawannya untuk melihat perilaku orang itu.
Begitu juga jika sedulur berkarir sebagai penulis, blogger, pedagang online, dan banyak pekerjaan lain.
Kerap penerbit, agen, pembeli, dan pihak-pihak yang membutuhkan jasa dan produk kita, akan menstalking akun sosmed kita dulu sebelum memesan.
Kalau akun sosmed kita isinya berantem melulu, hm, masih mau nggak ya mereka menggunakan jasa dan membeli produk kita? Bekerja sama dengan kita?
Begitu juga jika sedulur berkarir sebagai penulis, blogger, pedagang online, dan banyak pekerjaan lain.
Kerap penerbit, agen, pembeli, dan pihak-pihak yang membutuhkan jasa dan produk kita, akan menstalking akun sosmed kita dulu sebelum memesan.
Kalau akun sosmed kita isinya berantem melulu, hm, masih mau nggak ya mereka menggunakan jasa dan membeli produk kita? Bekerja sama dengan kita?
7. Hindari nyepam dan membagikan postingan hoax
Sedulur hobi memposting foto dan status hingga berpuluh-puluh postingan di sosmed? Atau hobi membagikan BC yang sedulur dapatkan di Whatsapp atau BBM ke kontak lain? Over posting dan hobi menyebar berita hoax juga termasuk nggak sopan lho, Lur. Bisa-bisa kontak sedulur terganggu dan mendelete sedulur dari list kontaknya.
Ya, sebelum memposting sesuatu apakah status, foto atau mau men-share sebuah informasi, pikirkan dahulu. Apakah informasi ini valid dan terpercaya? Apakah ada manfaatnya bagi orang lain? Apakah membuat orang lain tersinggung atau tidak? Kita selektif menge-share sesuatu ya, Lur.
8. Jadi diri sendiri saja, Lur!
Ya, dengan menjadi diri sendiri baik di dunia nyata ataupun dunia maya, Sedulur akan lebih bahagia dan nyaman berinteraksi dengan orang lain. Karena tidak ada yang dibuat-buat dan disembunyikan dari orang lain. Orang juga akan lebih nyaman dengan sedulur yang apa-adanya.
Nongkrong bareng tapi asik dengan gadget masing-masing hiks |
Seperti di dunia nyata, kita tidak boleh terlalu percaya pada kenalan yang kita temui di dunia nyata. Sudah banyak kasus kriminal terjadi pada remaja dan orang dewasa akibat terlalu mudah percaya pada teman baru di sosmed. Tetap waspada, jangan mudah terbujuk meminjamkan uang, atau barang atau ajakan bertemu langsung. Sudah banyak kejadian remaja diculik, dirampok dan diperkosa bahkan dibunuh teman Facebooknya. Hiiiy. Kejahatan merajalela, waspadalah, waspadalah...
10. Jangan kelamaan nongkrong di sosmed
Nongkrong di sosmed memang bikin kita lupa waktu. Asyik sih berinteraksi dengan banyak orang. Bahkan dengan teman lama yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Tapi, jangan lupakan dunia nyata, Lur.
Matikan sosmedmu, matikan komputer dan ponselmu. Ayo, banyak mengobrol dengan keluarga di rumah, sapa tetangga dan sahabat-sahabat sedulur. Rasakan interaksi sebenarnya dengan orang lain, mengobrol, perhatikan ekspresinya. Mengobrol dengan mulut, bukan dengan jari-jari yang sibuk mengetuk layar ponsel hehe.
Matikan sosmedmu, matikan komputer dan ponselmu. Ayo, banyak mengobrol dengan keluarga di rumah, sapa tetangga dan sahabat-sahabat sedulur. Rasakan interaksi sebenarnya dengan orang lain, mengobrol, perhatikan ekspresinya. Mengobrol dengan mulut, bukan dengan jari-jari yang sibuk mengetuk layar ponsel hehe.
Nah, itulah 10 etika bersosial media ala Semarang Coret yang Mimin bagikan untuk rubrik Tips Ala Semarang Coret kali ini. Semoga bermanfaat ya Lur! Met libur, semoga selalu berbahagia ya, Lur!
Photo Courtesy of
Lestari & Andri Kurniawan
Photo Courtesy of
Lestari & Andri Kurniawan
19 Komentar
Beneer banget, kalo liat timeline FB bertebaram status dan postingan yang menghina, menyindir, nyinyir dsb..biasanya aku hide...nggak mau kebawa dan ketularan aura negatifnya. Trus sekarang belajar untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Hidup damai, lebih enaak
BalasHapusiya mba ika, blokir deh orang yang statusnya malah bikin ngga enak hati daripada baper...
HapusBener banget lur disosmed kita harus harus pintar pintar jaga sikap dan bahasa saat berkata kata baik itu dalam memposting ataupun berkomentar, karena sosmed juga hampir sama dengan dunia nyata hanya saja sosmed tidak langsung bertatap muka.
BalasHapusiya, orang yang berani memaki-maki di sosmed itu biasanya akun anonim, kalau bertemu langsung kira2 punya nyali ngga ya bully orang? pengeceut gitu kok :)
HapusSepakaaaattt.. Yang paling sering muncul di timeline saya itu perdebatan yang berbau SARA mba.. Seolah2 tenggang rasa dan toleransi antar umat beragama sudah makin terkikis.
BalasHapusiya, sedihh liatnya...sosmed jadi ajang war...
HapusSetuju mbak dew paling anti pornografi aku juga ama gak suka yang suka komen nyinyir orang
BalasHapuslangsung delete ajaaa kontak yang gitu yaa...
HapusIya tuh yang paling sering sekarang mah org-org menyebarkan berita hoax ya.. Tapi itu ngebuat aku lebih ati-ati lagi sih, tiap mau repath atau retweet diusahain googling dulu.. Hehe. Makasi tipsnya yaaa
BalasHapusiya mimin pernah share berita ternyata hoax, maluuu udah bantu menyebarkan kebohongan :(
HapusKalau saya buka fb jika ada notif aja mbak dan pakai twitter cuma buat ngetwit share GA aja, hemat pulsa hehe
BalasHapusMakasih tipsnya ya :)
simpel ya mba, pakai sosmednya..kereeen...
HapusYang paling pas sama aku sih "jangan baper" hahahha
BalasHapusWkwk cepat keriput ntar ya kalau baper di sosmed :D
HapusSeperti novelku yang Dedew endors dulu, ya. Hati2 menggunakan medsos.
BalasHapus:)
pas banget ya mba enoo..selamat novel barunya yaaa, kemarin liat di tobuk, eh blom beliii #tutupmuka
HapusKalau dirasa rasa ada drama persilatan kl aku sih ga mau komen lebih memilih menjadi silent dan beralih ke dunia lain hehe..
BalasHapushihihi iyaaa buang2 waktu mau ikutan debat kusir yaa...
HapusVani Oktaviana 3 Juli 2016 08.59
BalasHapusIya tuh yang paling sering sekarang mah org-org menyebarkan berita hoax ya.. Tapi itu ngebuat aku lebih ati-ati lagi sih, tiap mau repath atau retweet diusahain googling dulu.. Hehe. Makasi tipsnya yaaa