Morning Lur!
Merindukan panggilan suara alam yang merdu membawa langkah kaki saya jauh masuk menuju sebuah air terjun yang tersembunyi di balik rimbun hutan di bawah kaki gunung Ungaran. Kata orang track yang harus dilalui untuk bisa mencapai air terjun ini sama sekali tak mudah, tapi ketika hati sudah berkehendak tak ada lagi yang bisa menghentikan langkah kaki ini.
Curug Lawe Kabupaten Semarang yang indah |
Jalan yang sempit dan berkelok dapat kami lalui dengan mudah karena sepanjang perjalanan mata kami dijamu oleh pemandangan pegunungan yang sejuk dan hijaunya kebun cengkeh Zanzibar. Sungguh menentramkan hati. Ingin rasanya berhenti sejenak kalau tak mengingat perjalanan kami masih panjang.
Setelah menitipkan mobil dipelataran parkir, perjalanan yang sesungguhnya baru dimulai. Kali ini tidak ada yang bisa kami andalkan selain kaki sendiri. Dari pos pintu masuk kami berjalan melalui kebun cengkeh lagi hingga menemukan jalanan menurun. Setelah menuruni anak tangga kita akan mulai menemukan sebuah dunia baru. Tak ada lagi hingar bingar kota besar, bahkan sinar matahari pun tak sanggup menembus lebat hutan yang kami lalui.
pemandangan indah sepanjang perjalanan menuju Curug Lawe |
Di tengah perjalanan saya menemukan sebuah jembatan kayu yang dibawahnya mengalir air yang digunakan sebagai irigasi sawah-sawah di sekitarnya. Sekilas jembatan kayu ini memang tidak terlalu spesial, tapi entah lah bagi saya jembatan ini terlihat romantis, berdiri kokoh diantara lebat pepohonan di tengah hutan ini. Rasanya jembatan ini mengingatkan pada saya, bahkan di hari segelap dan seberat apapun masih banyak hal-hal indah dalam hidup yang harus kita syukuri.
Eh .. jangan lupa juga mengambil selfie dan beberapa foto disini ya, suasana romantisnya, so Instagramable lho. ☺
Cukup foto-fotonya untuk sementara. Kita lanjut lagi ya perjalanannya. Kali ini kembali menemukan jalan setapak yang kami lalui sangat sempit bahkan ketika kami berpapasan dengan orang lain kami harus berjalan bergantian. Di sisi kiri ada jurang yang menganga tanpa ada pagar pelindung. Ngeri-ngeri sedap gimana gitu rasanya Lur.
Untungnya di sisi kanan ada gemericik air dari anak sungai mengalir tenang, menghibur langkah kaki kami. Jalan yang harus dilalui memang berat dan panjang, ajaibnya tak terasa lelah se berkat hiburan musik dari berbagai serangga dan tentunya aroma tanah dan kayu basah yang menyeruak. Ahhh... aroma yang selalu saya rindukan.
Jalannya berliku dan butuh perjuangan ekstra |
Semakin lama perjalanan semakin menanjak dan kian berat. Kali ini kami menemukan percabangan yang akan membawa kita menuju dua air terjun yang berbeda. Curug Lawe dan Curug Benowo. Cukup lama kami berdebat apakah akan mampir ke keduanya atau hanya memilih salah satunya. Setelah percabangan ini masih ada satu jam lagi perjalanan yang harus kami tempuh dan akhirnya kami memilih percabangan yang menuju Curug Lawe terlebih dahulu.
Jalanan masih menanjak dan sesekali kita akan menemukan aliran sungai dengan air terjun kecil yang seolah mengundang kami untuk berhenti sejenak. Sambil rehat sejenak kami lepas sepatu dan bermain air di sungai kecil ini.
Bbbrrrrrr....... Airnya sangat dingin dan jernhh!
Aksi foto-foto pun kembali berlanjut disini hahaha....
Segarnya air pegunungan sukses memberantas lelah dan kami pun melanjutkan perjalanan. Dari kejauhan saya sudah mulai bisa mendengar suara air yang jatuh membentur bebatuan. Alhamdhulilah perjalanan hampir usai. Kami pun makin semangat berjalan.
Ternyata semua perjuangan berat tadi langsung terbayang lunas ketika Curug Benowo muncul dihadapan. Dari puncak bukit air mengalir di sela-sela bebatuan. Derasnya memenuhi sungai dan membasahi beberapa pengunjung yang tertawa kegirangan bermain di bawahnya. Tak perlu menunggu lama kami pun ikut bergabung dengan mereka. Segeeerrr..... ☺
Eits ... perjalanan belum berakhir Lur, masih ada satu air terjun menanti untuk dikunjungi.
Kurang lebih 1 jam lagi perjalanan kami tempuh untuk sampai ke air terjun berikutnya, Curug Lawe. Tak perlu kembali ke percabangan tadi, karena ada jalur khusus bagi pengunjung Curug Benowo untuk melanjutkan perjalanan ke Curug Lawe, begitu pun sebaliknya.
Curug Lawe ternyata tak kalah mempesona dari Curug Benowo. Konon curug ini dinamakan curug Lawe karena jumlah air terjunnya ada 25 (selawe dalam bahasa Jawa). Bisa jadi sih karena Curug Lawe terlihat lebih besar dan airnya mengalir di sela-sela dinding batu dengan derasnya. Tapi hati-hati ya ada larangan mandi di Curug Lawe terutama saat musim hujan karena debit airnya yang cukup deras. Belum lagi hamparan lumut yang menempel di bebatuan, berjalanlah pelan-pelan supaya tak terpeleset ya.
air yang jernih dan segar menggoda untuk berendam |
Menakjubkan ketika kita menikmati setiap proses yang harus kita lalui untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Seperti berat dan jauhnya perjalanan yang harus kita tempuh untuk dapat menikmati dua air terjun yang menakjubkan ini. Percayalah kawan, semua lelah itu akan bermuara pada kebahagiaan. Seperti kelelahan kami yang hilang saat ita bersentuhan langsung dengan Curug Benowo dan Curug Lawe.
Ternyata bahagia itu sederhana ya. Sesederhana menikmati gemericik air terjun. ☺
7 Komentar
Wah asyik tuh sepertinya klo wisata alam selalu suka, kapan2 kesana ah
BalasHapusUdah lama pengen kesana, tapi sadar diri gak berani kayaknya. Takut terkilir lagi, hihiii
BalasHapusDah lama pengen banget ke sana. Jembatan kayunnya di atas pohon itu lho... bikin jatuh cinta...
BalasHapusNunggu si cinta pulang dl baru ksana. Noted! Bookmarked!
Makasih mak dew atas kesempatannya
BalasHapusYuk Lur pada main ke curug lawe n curug benowo :)
Aku belum pernah kemana-mana...hiks, pengen deh bisa jalan-jalan kesinii...
BalasHapusAku ada rencana tracking kesana.. tapi belum sempat...makasih reviewnya mbak berhasil bikin mupeng.. fotonya keren2 pula .... :)
BalasHapusmantap suasananya indah dan sejuk apalagi air tejunya menggoda sekali kapan kapan mau nyoba berkunjung kesitu seru pastinya..
BalasHapus