Museum Palagan Ambarawa di Ambarawa, Kabupaten Semarang

Morning Lur,

Alhamdulillah, Senin telah tiba. 
Waktunya bekerja dan berkarya ya, Lur!
Kali ini Mimin mengajak sedulur semua untuk piknik sekaligus mengenal sejarah bangsa ini lebih dalam. Kita pergi ke Museum dan Monumen Palagan Ambarawa yuk, Lur!

Museum Palagan Ambarawa
Pesawat Cocor Merah yang digunakan Pasukan Sekutu
Museum dan Monumen Palagan Ambarawa ini terletak di Jalan MGR. Soegiopranoto di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Tiket masuknya murah-meriah, Rp.4000 di hari biasa, dan Rp.5000 di hari libur. Di dalam area terdapat museum dan Monumen Palagan Ambarawa. Monumen Palagan Ambarawa diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 15 Desember 1974.


Museum Palagan Ambarawa
selamat datang di Museum Palagan Ambarawa
Monumen Palagan Ambarawa sendiri dibangun untuk mengenang pertempuran yang terjadi pada tanggal 12-15 Desember 1945 di Ambarawa. Ingin tahu lebih dalam tentang sejarahnya? Sedulur bisa membacanya pada relief di dinding monumen itu. 

Museum Palagan Ambarawa
museum Isdiman berisi senjata dan benda bersejarah
Pada hari itu, pasukan Sekutu terdesak ke Ambarawa, dan pasukan Indonesia dibawah pimpinan Jenderal Sudirman berusaha mengusir sekutu. Dan pada tanggal 15 Desember 1945, Pasukan kita berhasil menghancurkan sekutu. dan mengamankan Kota Ambarawa. Tanggal 15 Desember kemudian diperingati sebagai hari infanteri.

Museum Palagan Ambarawa
Monumen Palagan Ambarawa diresmikan Pak Harto
Selain monumen yang berdiri megah, pengunjung juga bisa memasuki Museum Isdiman. Museum ini kecil dan koleksinya juga tidak banyak. Tapi cukup membuat kita merasakan aura pertempuran Palagan Ambarawa saat itu. Dipamerkan berbagai seragam tentara, senapan dan beberapa senjata anggota pasukan Republik Indonesia. Juga beberapa foto pejuang. 

Museum Palagan Ambarawa
kereta dengan lokomotif kuno buatan 1902
Di area monumen, kita dapat menikmati beberapa benda bersejarah. Seperti tank kuno, truk dan mobil kuno yang digunakan saat pertempuran terjadi. Hingga kereta api dengan lokomotif kuno buatan Jerman tahun 1902. Yang paling mengundang decak kagum tentu saja pesawat Mustang P51 (cocor merah) yang dipajang di sebelah monumen.

Museum Palagan Ambarawa
meriam kuno saksi perjuangan tentara Republik Indonesia
Pesawat berawak satu ini merupakan pesawat pemburu yang memiliki persenjataan roket sebanyak delapan buah dan bom dua buah. Langsung deh merinding Mimin membayangkan betapa dahsyatnya pertempuran di tahun 1945 itu. Pesawat ini sama dengan yang digunakan pasukan Sekutu menggempur pasukan TKR Republik Indonesia, tapi pasukan kita mampu melakukan perlawanan dan menembak jatuh pesawat sejenis ini. Konon, bangkai pesawatnya masih tenggelam di Rawa Pening, Ambarawa. 

Museum Palagan Ambarawa
truk dan mobil kuno yang mengangkut para pejuang RI
Selain menikmati kendaraan kuno, kita bisa duduk-duduk santai dan piknik di area taman Monumen ini. Tamannya cukup luas dan bersih. Beberapa permainan anak seperti perosotan, ayunan dan halang rintang, juga tersedia untuk si kecil bermain.

Benar-benar tempat wisata sejarah yang komplet, tak hanya untuk bersenang-senang menikmati liburan tapi juga untuk belajar sejarah lebih dalam, agar kita senantiasa menghargai jasa para pahlawan. 







Posting Komentar

6 Komentar

  1. Kapan kapan kudu kudatangin nih, banyak objek foto menariknya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak banyak pengetahuan baru ni main kesini :)

      Hapus
  2. Pesawat cocor merah itu berarti peninggalan Sekutu asli, Mak Dew? Ukurannya kecil, ya? Jadi ingat tembak-tembakkan yang dilakukan Sekutu dengan pesawat ini :D

    --- yuniarinukti.com ---

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lumayan besar sih mak..hanya muat satu orang saja tapi...kebayang deh senjata tentara kita yang sederhana lawan pesawat pengebom...sereem...

      Hapus
  3. model bangunan museum Isdiman apik dan artistik, Joglo. Makin jarang rumah berbentuk Joglo.

    Jd wisata ke museum Isdiman, sekaligus bisa menikmati karya arsitektur leluhur Jawa

    BalasHapus
  4. pesawat2nya nginetin museum dirgantara, mba dew. :D kapan2 semoga ada rezeki bisa main ke museum ini.

    BalasHapus